Sejarah Desa
Admin Desa Air Belo
22 Juni 2024 121 x
Pada zaman Pemerintahan Pejajahan Belanda yang diperkirakan pada abad ke
– 17, sekelompok warga yang berasal dari suku Melayu Jereng tinggal disebuah
daerah yang disebut kampung lama (kurang lebih 4 KM ke Utara desa sekarang)
bermukim dengan berume padi atau berladang dan berkebun yang sampai sekarang
bukti sejarah masih banyak tanaman durian sepeninggalan mereka dan pemakaman di
daerah tersebut. Konon ceritanya jalan yang melewati Kota Mentok masuk jalan
Batu Golkar sekarang tiba di Tikungan S Bukit Tulen, yang dilewati kereta tarik
atau tandu pada zaman penjajah.
Kian lama penduduk semakin bertambah, keluarga-keluarga tersebut mulai
berume padi atu berladang dan berpindah-pindah menyebar ke daerah seperti di
Aik Kadur, Aik KEruing, Aik Cek Idris, Aik Tenam, Paser Puteh, Aik Belak, Tanah
Litang, Paret Pat dan lain-lain nama daerah ataupun terletak pada nama-nama air
atau air yang sekarang masih ada nama disebut sebagai nama-nama sungai atau
air.
Tradisi-tradisi mereka waktu itu dikenal dengan besaoh nebas, ganjal
nugel padi, ganjal muat uma dan setiap kegiatan dilakukan dengan bersama-sama yang sampai sekrang masih
melekat pada sebagian warga yang disebut dengan gotong royong. Ada juga tradisi
arak-arakan penganten dan khitanan pakai tandu dengan diarak dari ujung kampung
ke ujung kampung yang diiringi gendang Rudad dan gendang panjang serta sebuah
suling dan gong.
Daerah Aik Bilak strategis untuk lahan berume padi atau berladang maka keluarga-keluarga dari daerah lainnya berkumpul menjadi satu kelompok masyarakat yang turun temurun membuat suatu perkampungan yang dikepalai seorang yang saat itu disebut “Gegading” atau sekarang disebut Lurah. Sebagai Gegading pertama adalah MUIT B. JAHARI dengan sebutan lain Tok Jambang, kemudian pada masa Agresi Militer ke II Gegading tersebut digantikan oleh DELAIM. Pada masa pengasingan Presiden Soekarno ke Gunung Menumbing sempat singgah ke rumah Gegading Daleim. Dengan musyawarah dari pemuka-pemuka masyarakat waktu itu diubah nama AIk Bilak menjadi Air Belo atau Pal 6 dengan alasan bahwa air tersebut berbelok-belok dan tumpah kelaut Belo. Jaraknya pun kurang lebih 6 Pal dari Mentok yang nama Air Belo atau PAL 6 sampai sekarang diabadikan. Gegading ataupun Lurah berganti nama Pamong Desapraja, sejak era tahun 1978 berganti dengan sebutan Kepala Desa.
Demikianlah sekelumit gambaran sejarah Desa Air Belo yang kami himpun dari kisah-kisah orangtua yang sekaligus pelaku-pelaku yang terlibat dari kisah tersebut.